Seorang murid bernama Kanthi Sabar merasa bahwa dirinya bodoh. Ia sudah belajar dengan keras. Namun, ia tidak mampu mengungguli kawan-kawannya dalam berbagai bidang pelajaran. Ia merasa sedikit putus asa. Suatu ketika, ia meminta nasihat kepada Sang Guru mengenai bagaimana cara agar ia bisa memperoleh hasil yang maksimal dalam belajar.
Sang Guru tersenyum mendengarkan pertanyaan dari muridnya. Ia lalu mengajak Kanthi Sabar ke sudut rumah dari sebelah luar. Di situ, terdapat sebuah batu besar yang keras.
Sang Guru berkata, “Anakku, lihatlah batu itu, bagaimana bentuknya?”
Kanthi Sabar menjawab, “Batu itu keras. Di bagian atas, ada sedikit cekung.”
Sang Guru bertanya kembali, “Hmm, pengamatan yang bagus. Menurutmu, mengapa batu itu bisa cekung?”
Kanthi Sabar mengemukakan pendapatnya, “Saya sering melihat saat hujan datang, air akan menetes ke batu itu dari atas genting. Air dari genting membuat bagian itu menerima air lebih banyak daripada tempat lainnya. Tempat jatuhnya air itulah yang berbentuk cekung.”
Sang Guru merasa bersemangat dengan jawaban Kanthi Sabar, dan berkata, “Ah engkau kiranya sudah tahu jawabannya. Jadi renungkanlah hal itu baik-baik, lalu ambillah hikmahnya dari peristiwa tersebut.”
Kanthi Sabar menjawab kembali, “Saya tidak mengerti artinya, Guru. Itu adalah sesuatu yang terjadi dan aku tahu hanya karena aku sering melihatnya.”
Sang Guru menjawab,”Air yang menetes pada satu titik akan melubangi batu jika tetesan terjadi berulang-ulang. Intinya adalah pada pengulangan-pengulangan yang engkau lakukan. Bagaimana bila air menetes sekali? Batu itu tidak cekung bukan? Karena itu, pengulangan dalam belajar diperlukan."
Sang Guru melanjutkan, "Demikian pula dengan suatu keahlian tertentu, pengulangan-pengulangan akan membuat seseorang lebih mahir dalam melakukannya. Seorang penggubah puisi akan mahir dalam menyusun kata-kata setelah ia membaca dan menyusun puluhan atau ratusan atau bahkan ribuan puisi. Engkau lihat lukisan pohon koleksiku, engkau tahu berapa lama melukisnya? Tidak sampai sehari. Tetapi yang patut engkau tahu, bahwa pelukisnya telah mengerjakan banyak lukisan sebelum ia melukis lukisan pohon itu.”
Kanthi Sabar bertanya kembali, “Adakah cara agar belajar bisa memperoleh hasil yang lebih baik?”
Sang Guru tersenyum dan menjawab, “Jika air sejumlah satu tong besar diguyurkan sekaligus pada batu itu, apakah batu itu akan cekung? Bagaimana jika air sejumlah sama menetes ke tempat yang sama secara konstan? Yang akan membuat batu itu cekung adalah yang kedua. Sedikit demi sedikit, tetapi teratur. Itulah yang paling tepat bagi dirimu."
Sang Guru menambahkan, "Selain itu, air yang menetes perlahan dan air yang menetes dengan tekanan yang deras akan menghasilkan kondisi yang berbeda. Yang terakhir akan membuat batu lebih cepat cekung dibanding yang pertama. Lakukan percepatan dalam belajarmu dengan melakukan perbaikan terhadap cara belajarmu. Bagaimana caranya: carilah teknik belajar yang baik, belajarlah bersama temanmu yang pandai, carilah suasana yang mendukung belajarmu, perluaslah wawasanmu sesuai bidang yang engkau pelajari untuk membuka cakrawala berpikirmu, dan lain sebagainya."
Sang Guru melanjutkan, "Yang terakhir, ingatlah bahwa untuk membuat batu berlubang, air itu memerlukan waktu yang lama. Demikian pula dengan proses belajarmu tidaklah bisa instan. Engkau butuh waktu. Sabarlah dalam belajar. Biarkan hasil-hasil terbaik muncul dari proses belajarmu. Barangkali saat ini engkau tak mampu mengungguli teman-temanmu, tetapi ingatlah perkataanku: suatu saat ilmu yang engkau miliki bisa lebih banyak dan bermanfaat daripada orang yang mengunggulimu saat ini, selama engkau mau konsisten dengan usahamu."
"Lihatlah pada biografi orang-orang terkenal, seperti Thomas Alva Edison atau Albert Einstein. Bukankah mereka dulunya dianggap kurang cerdas dan kalah dibandingkan teman-temannya? Sekarang nama mereka lebih terkenal daripada banyak orang yang mengunggulinya saat di sekolah. Ya, ketekunan mereka dalam belajar telah menuntun mereka menjadi orang-orang yang cerdas dan berhasil dalam kehidupan," demikian tutur Sang Guru.
Ditulis oleh Wifqi (www.wifqimedia.com)
Posting Komentar