LC9gBUg7QN0V3hwrLd8lmNtvyApY7ArMY1rVEPEw

Kisah Inspiratif Tentang Cita-Cita

Kisah Bijak dan Inspiratif Tentang Cita-Cita

Suatu hari, Sang Guru bertanya kepada para muridnya tentang cita-cita yang ingin mereka capai di masa depan. Tiap-tiap murid mengemukakan pandangan mereka. Ada yang ingin menjadi guru, penemu, petani, tentara, dan banyak lainnya. Salah satu murid bernama Rindang Bumi memberi jawaban yang berbeda. Ia berkata secara filosofis, "Biarlah hidup saya seturut air mengalir." Mendengar penuturan murid-muridnya, Sang Guru mengangguk-angguk seraya berkata, "Semoga kalian semua mencapai apa yang menjadi cita-cita dan keinginan kalian, atau melebihinya."

Suatu ketika, Sang Guru mengajak murid-murid untuk berwisata di pinggir sungai yang besar. Aliran sungai itu berakhir pada air terjun yang deras. Seluruh murid merasa gembira. Dalam kesempatan itu, Sang Guru mengajak para murid untuk mengagumi dan merenungi kebesaran Tuhan dan ciptaan-Nya.

Dalam satu kesempatan, Sang Guru meminta Rindang Bumi berjalan bersamanya sepanjang tepi sungai. Sang Guru meminta muridnya itu untuk memfokuskan pandangan pada batang pohon besar yang saat itu hanyut di air yang mengalir deras itu.

Batang pohon itu melaju dengan kencang, sederas aliran air sungai itu. Lalu, saat sampai di ujung sungai, jatuhlah pohon itu ke air terjun, dan di bawah, nampak batang itu hancur dan patah menabrak bebatuan.

Sang Guru lalu berkata kepada Rindang Bumi, "Lihatlah, anakku, bagaimana jika batang pohon mengikuti air yang mengalir. Arahnya mengikuti bentuk dan ke mana air sungai itu menuju. Jika sungai itu bermuara di lautan, maka batang pohon itu akan terbawa ke sana. Namun, lihatlah manakala arus sungai ternyata menuju ke air terjun, apa yang terjadi dengan batang pohon itu: hancur dan patah."

"Anakku, ingatlah saat engkau menyatakan bahwa engkau ingin hidupmu seturut air yang mengalir. Sekarang, bayangkan bila batang pohon itu adalah hidupmu. Mungkin hidupmu akan menuju arah yang baik, tetapi bisa pula hancur dan berantakan"

Rindang Bumi lalu berkata, "Lalu, sebaiknya apa yang harus saya lakukan?"

Sang Guru berkata, "Lihatlah ikan, ia berada di deras air, namun ia tidak serta merta berenang seturut air. Ikan kadang berenang mengikuti arus air, kadang pula berlawanan arah. Seperti itu pula hidupmu. Terkadang engkau harus mengikuti ke mana arus kehidupan membawamu, namun terkadang engkau harus berjuang berkebalikan dengan keadaan di sekitarmu."

Sang Guru melanjutkan, "Jika Rasulullah Muhammad SAW. hidup menurutkan kondisi di masyarakat di sekitarnya, maka masyarakat Arab jahiliyah tidaklah menemukan jalan terang. Rasulullah berjuang melawan kecenderungan dalam masyarakat Arab yang saat itu berada pada tatanan yang kurang beradab."

Sang Guru juga berkata, "Jika para pejuang dahulu hanya menurutkan kehidupannya seturut air yang mengalir, artinya hanya berdasarkan keadaan saat itu, bangsa Indonesia mungkin belum merdeka. Para pahlawan dahulu berjuang melawan arus yang ada, mempertaruhkan keselamatan dan hidup mereka pada cita-cita kemerdekaan, dan mereka berhasil melakukannya."

Sang Guru berkata kembali, "Para penemu, para penulis, sastrawan, dan ilmuwan berupaya untuk mengadakan apa yang belum ada saat itu dengan ketekunan, dan tidak hanya mengandalkan hidup mereka pada keadaan. Jika tiada mereka, hidup kita mungkin belum berkembang sebagaimana saat sekarang ini.

Rindang Bumi bertanya kembali, "Jadi, hidup yang melawan arus adalah yang terbaik, demikiankah Guru?"

Sang Guru menyatakan, "Tidak demikian. Terkadang engkau menuruti arus kehidupan, terkadang engkau harus berani melawan arus. Bersetialah dengan tujuanmu selagi engkau meyakini bahwa apa yang engkau lakukan adalah benar, dan berusahalah untuk mewujudkannya. Jika mengikuti arus akan membawa pada tujuanmu, maka ikutilah. Jika tidak, maka bergeraklah sesuai apa yang menjadi tujuanmu"

Sebagai nasihat bagi sang murid, Sang Guru menambahkan, "Jadi, anakku, milikilah cita-cita. Tanamkanlah cita-cita itu di hatimu. Kobarkan nyala api dalam jiwamu. Selalu bertekunlah untuk meniti jalan menuju apa yang engkau impikan. Jika ada halangan, ingat selalu bahwa di balik kesulitan ada kemudahan. Jangan putus asa dalam upaya mencapai apa yang engkau harapkan dalam kehidupan."

Diceritakan oleh Wifqi (www.wifqimedia.com).

Posting Komentar